Ali Anak Desa

Sore itu agak gerah sekali. Aku baru saja pulang kantor. Dengan agak lelah, aku mengemudikan kijang hitam melaju menuju jalan pulang. Hari itu aku berharap semoga aku cepat sampai di rumah, mandi, makan dan tidur. Aku ngga kepingin lagi memikirkan masalah yang baru saja aku hadapi di kantor. Pusing !
Ku lirik jam tangan, pukul 17.00 wib. Jalan agak macet, maklum banyak orang yang pulang kantor ditambah dengan pelajar yang baru pulang sekolah. Di persimpangan tiga, aku belok ke kanan, biar cepat nyampai di rumah. Kemudian ku tancap mobil dengan kecepatan 60 km/jam. Baru beberapa menit aku melewati jalan tersebut, tanpa aku sadari mobilku terbentur sesuatu.
Aduh ! Celaka tiga belas ! Aku nabrak seseorang. Untung saja tidak polisi. Aku injak rem dengan cepat, keluar dari mobil, melihat kondisi orang yang aku tabrak.
Wow ! Hatiku bergetar. Yang aku tabrak cowok cakep yang usianya jauh lebih muda dari aku. Kira-kira 22 tahun.
"Maaf mas ! Aku ngga sengaja ! Mas ngga apa-apa ?! atau ada yang terluka ?!" tanyaku ragu-ragu.
Yang ditanya hanya diam dan tersenyum.
"Lain kali hati-hati donk mas !" katanya mengingatkan. Aku jadi malu dan takut juga.
"Ok dech ! Mendingan mas saya antar ke rumah sakit. Saya takut ada sesuatu yang ngga beres dengan kamu." ucapku mengalihkan topic pembicaraan.
"Tidak usah mas ! Saya tidak apa-apa !"
"Kalau begitu saya antar mas sampai tujuan !"
Cowok itu tersenyum "Terimakasih !"
Kami berdua masuk ke dalam mobil dan aku pun kembali melanjutkan perjalanan yang tertunda.
"Kamu ke Jakarta ngapain ?" tanyaku memecahkan keheningan di dalam mobil.
"Mencari kerja mas !"
"Kamu nginap di mana ?"
Anak itu diam, tidak menjawab pertanyaanku. Aku tersenyum.
"Bagaimana kalau kamu nginep di rumahku ?" aku menawarkan jasa. Sang anak tersenyum. Dari senyumnya aku faham kalau dia setuju dengan ajakanku.
"Namaku Dion, nama kamu ?"
"Ali, Mas"
"Kamu asli mana ?"
"Bondowoso mas"
Aku mengangguk-angguk saja. Selanjutnya kami berdiam diri sampai tiba di rumah.
Waktupun terus berlalu. Tak terasa malam pun telah tiba. Hari ini aku tidak bisa tidur. Aku merasakan hawa di sekitar rumah agak panas. Aku keluar dari kamar. Di luar kamar gelap sekali soalnya lampu dimatikan. Aku hanya mondar-mandir saja di ruang tamu. Tetapi, ach kenapa aku ingin melihat si Ali ?
Aku buka pintu kamar Ali. Begitu aku buka, dadaku bergetar keras. Ali tidur terlentang tanpa baju. Dia hanya memakai celana hawai. Bodinya yang atletis membuat aku menjadi terangsang dan titit ku berkontraksi. Aku masuk ke kamar Ali dan mengunci pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkannya.
Sejenak aku menatap Ali. Ingin rasanya aku memeluknya dan menciumnya dengan belaian kasih sayang. Tanpa aku sadari aku sudah naik ke atas ranjang. Aku cium dadanya yang atletis itu, ku jilat punting susunya. Ali tidak merasakanya. Dia masih terlelap dalam tidurnya. Aku kecup bibirnya yang merah. Och....
"Hm..." Ali terbangun dari tidurnya.
"Apa yang mas lakukan ?"
"Ali, terus terang aku mencintaimu dan aku ingin..."
"Jangan mas ! Aku tidak biasa melakukannya"
"Ali plss..."
Aku menghimpit tubuhnya dengan bokongku. "Kamu pasti suka sayang"
"Jangan mas" Aku tak memperdulikannya. Aku terus bereaksi. Aku lakukan jurus-jurus pemikat hati. Aku raba tititnya.
"Mas..." sepertinya Ali mulai terangsang
Aku meneruskan aksiku. Aku mengkulum tititnya. Wau... mendadak panjang. Ada 20 cm. Gila banget. Kini Ali pasrah dengan reaksiku
"Mas aku nggak...."
Aku urut penisnya naik turun secara perlahan. Ali memejamkan matanya. Sepertinya dia mulai suka. Tanpa aku sadari dia langsung melepaskan seluruh pakaianku. Meraba tititku. Och.... aku menjadi terangsang dasyat. Dia kulum tititku. Och....
"Ali masukan punyamu ke anuku..."
Dengan tanpa rasa berat Ali langsung memasukan tititnya ke dalam anusku
"Ach..." aku merintih kesakitan nikmat.
"Mas aku mau keluar nih"
Aku langsung mengkulum tititnya
"Sprot..." mani Ali keluar dasyat.
"Mas lakukan hal yang serupa denganku mas !"
Akupun memasukan tititku ke dalam anus Ali. Pinggulku bergoyang dan beberapa menit kemudian.... Och...
"Ali punyaku mau keluar...."
Ali mengkulum tititku. Maniku keluar dan dihisap habis oleh Ali. Och......
Aku berpelukan mesara dengan Ali. "Terimakasih Ali...."
"Aku juga..."
Demikianlah kisahku dengan si Ali anak desa. Sekarang kami masih tetap bersama and always together....