Sebagaimana kita maklumi, hubungan ‘badan’ seksual di dalam pernikahan merupakan unsur penting dalam menjamin kerukunan berumah tangga. Kuantitas dan kualitas hubungan seksual juga ikut menentukan. Sebab, kuantitas yang tidak cocok, adakalanya bisa membuat hubungan suami istri kurang serasi. Kalau misalnya, suami ingin 7 kali seminggu, sang istri hanya ingin 2-3 kali seminggu, tentu akan menimbulkan disharmonisasi. Sebaliknya istri ingin minta selang hari karena kalau tidak akan bisa uring-uringan, sedangkan suami karena sibuk bekerja hanya bisa memenuhi 2 kali seminggu. Hal seperti ini pun bisa menjadi sebab ketidakrukunan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Sementara mengenai kualitas hubungan seksual, kadang-kadang merupakan masalah yang cukup rumit, karena tidak setiap hubuangan seksual berkualitas tinggi. Apakah itu dirasakan oleh suami atau istri. Kualitas hubungan ‘senggama’ seksual ini tergantung pada banyak faktor.
Pertama, ditentukan oleh kondisi fisik pasangan suami istri saat sebelum melakukan hubungan seksual. Kedua, tergantung pada cara melakukan hubungan seksual itu sendiri, misalnya, kurang ada kerjasama yang baik atau karena hal-hal lain yang sifatnya sangat pribadi. Ketiga, yakni ditentukan pula oleh frekuensi hubungan seksual yang sebaiknya disesuaikan dengan usia Anda. Hubungan seksual yang terlalu sering bisa dipastikan kurang berkualitas. Bila kualitas yang didambakan dalam arti mencapai kepuasan maksimal frekuensi hubungan badan banyak menentukan, di samping kondisi fisik yang sehat dan kerjasama yang baik antarsuami istri.
Sesuaikan Usia
Khusus masalah frekuensi hubungan seksual, selain tergantung pada saling pengertian kedua belah pihak, juga sangat tergantung pada tingkat usia pasangan suami istri itu sendiri. Artinya, frekuensi hubungan seksual yang sehat bagi pasangan suami istri, maka harus disesuaikan dengan usia.
Frekuensi hubungan seksual pada usia pasangan suami istri yang baru menikah, tentu saja berbeda dengan suami istri yang sudah puluhan tahun menikah. Karena itu tak mengherankan, bila pasangan suami istri yang sudah lama menikah akan tampak loyo.
Menurut penelitian yang dilakukan Kinsey, frekuensi coitus pad akaum pria berkurang dengan bertambahnya usia yakni 3,9 kali per minggu pada usia 20 tahun, dan 0,9 (kurang dari satu kali) per minggu pada usia kurang dari 60 tahun, serta pada pria sudah berkepala tujuh umumnya hanya mungkin sekali dalam sebulan. Frekuensi hubungan seksual pada wanita ternyata sedikit berbeda, menurut Kinsey, hampir semua wanita melakukan hubungan seksual meskipun frekuensinya menurun setelah 2 tahun menikah. Menurut Kinsey, wanita usia 50 tahun sekitar 93persen masih melakukan coitus, sedangkan pada pria yang berusia sama sekitar 97 persen. Pada pria usia 60 tahun 94 persen masih bisa melakukan hubungan seksual dan pada wanita usia sama hanya 84 persen.
Adapun wanita yang menikah pada usia 20 tahun menghendaki coitus 2,3 kali seminggu pada tahun pertama; 2,2 kali pada usia 30 tahun; 1,5 kali pada usia 40 tahun; 1 kali pada usia 50 tahun, dan 1 kali setiap 12 hari pada wanita yang berusia 60 tahun. Hamir 14 persen dari seluruh wanita melakukan 7 kali atau lebih dalam seminggu dan dari golongan ini 5 persen berusia 30 tahun serta 3 persen berusia 40 tahun. Kinsey mengatakan, sex drive pria paling kuat pada usia 20-30 tahun dan wanita pada usia 30-40 tahun. Namun perlu dicatat, tahun pertama pernikahan hanya 70 persen wanita mendapatkan orgasme, setelah 20 tahun meningkat menjadi 90 persen.
Kecenderungan Mastrubasi
Berdasarkan penelitian Kinsey, pada wanita terdapat kecenderungan yang berbeda dengan pria. Dengan makin lamanya masa pernikahan, wanita berusaha menantang hambatan-hambatan yang terdapat dalam pendidikan seks yang mereka terima di masa muda, hingga mereka mencapai puncak kegairahan pada usia 35-40.
Sebaliknya, karena potensi suami berkurang dengan bertambahnya usia, maka banyak wanita (istri) yang mencari ‘sumber’ lain untuk mendapatkan orgasme, misalnya dengan melakukan masturbasi atau ada pula yang main backstreet dengan pria lain.
Dalam penelitiannya, Kinsey mengungkapkan, khusus mengenai frekuensi masturbasi pada wanita, ternyata dengan bertambahnya usia makin sering masturbasi. Untuk wanita single berusia 20 tahun sekitar 35 persen melakukan masturbasi, usia 45 tahun meningkat menjadi 65persen atau lebih. Kemudian kelompok wanita menikah dari 30 persen menjadi 60 persen dan untuk wanita yang masih menikah ternyata 23 5 lakukan masturbasi pada usia 20 tahun serta 45 persen pada usia 40-an.
Sementara mengenai kualitas hubungan seksual, kadang-kadang merupakan masalah yang cukup rumit, karena tidak setiap hubuangan seksual berkualitas tinggi. Apakah itu dirasakan oleh suami atau istri. Kualitas hubungan ‘senggama’ seksual ini tergantung pada banyak faktor.
Pertama, ditentukan oleh kondisi fisik pasangan suami istri saat sebelum melakukan hubungan seksual. Kedua, tergantung pada cara melakukan hubungan seksual itu sendiri, misalnya, kurang ada kerjasama yang baik atau karena hal-hal lain yang sifatnya sangat pribadi. Ketiga, yakni ditentukan pula oleh frekuensi hubungan seksual yang sebaiknya disesuaikan dengan usia Anda. Hubungan seksual yang terlalu sering bisa dipastikan kurang berkualitas. Bila kualitas yang didambakan dalam arti mencapai kepuasan maksimal frekuensi hubungan badan banyak menentukan, di samping kondisi fisik yang sehat dan kerjasama yang baik antarsuami istri.
Sesuaikan Usia
Khusus masalah frekuensi hubungan seksual, selain tergantung pada saling pengertian kedua belah pihak, juga sangat tergantung pada tingkat usia pasangan suami istri itu sendiri. Artinya, frekuensi hubungan seksual yang sehat bagi pasangan suami istri, maka harus disesuaikan dengan usia.
Frekuensi hubungan seksual pada usia pasangan suami istri yang baru menikah, tentu saja berbeda dengan suami istri yang sudah puluhan tahun menikah. Karena itu tak mengherankan, bila pasangan suami istri yang sudah lama menikah akan tampak loyo.
Menurut penelitian yang dilakukan Kinsey, frekuensi coitus pad akaum pria berkurang dengan bertambahnya usia yakni 3,9 kali per minggu pada usia 20 tahun, dan 0,9 (kurang dari satu kali) per minggu pada usia kurang dari 60 tahun, serta pada pria sudah berkepala tujuh umumnya hanya mungkin sekali dalam sebulan. Frekuensi hubungan seksual pada wanita ternyata sedikit berbeda, menurut Kinsey, hampir semua wanita melakukan hubungan seksual meskipun frekuensinya menurun setelah 2 tahun menikah. Menurut Kinsey, wanita usia 50 tahun sekitar 93persen masih melakukan coitus, sedangkan pada pria yang berusia sama sekitar 97 persen. Pada pria usia 60 tahun 94 persen masih bisa melakukan hubungan seksual dan pada wanita usia sama hanya 84 persen.
Adapun wanita yang menikah pada usia 20 tahun menghendaki coitus 2,3 kali seminggu pada tahun pertama; 2,2 kali pada usia 30 tahun; 1,5 kali pada usia 40 tahun; 1 kali pada usia 50 tahun, dan 1 kali setiap 12 hari pada wanita yang berusia 60 tahun. Hamir 14 persen dari seluruh wanita melakukan 7 kali atau lebih dalam seminggu dan dari golongan ini 5 persen berusia 30 tahun serta 3 persen berusia 40 tahun. Kinsey mengatakan, sex drive pria paling kuat pada usia 20-30 tahun dan wanita pada usia 30-40 tahun. Namun perlu dicatat, tahun pertama pernikahan hanya 70 persen wanita mendapatkan orgasme, setelah 20 tahun meningkat menjadi 90 persen.
Kecenderungan Mastrubasi
Berdasarkan penelitian Kinsey, pada wanita terdapat kecenderungan yang berbeda dengan pria. Dengan makin lamanya masa pernikahan, wanita berusaha menantang hambatan-hambatan yang terdapat dalam pendidikan seks yang mereka terima di masa muda, hingga mereka mencapai puncak kegairahan pada usia 35-40.
Sebaliknya, karena potensi suami berkurang dengan bertambahnya usia, maka banyak wanita (istri) yang mencari ‘sumber’ lain untuk mendapatkan orgasme, misalnya dengan melakukan masturbasi atau ada pula yang main backstreet dengan pria lain.
Dalam penelitiannya, Kinsey mengungkapkan, khusus mengenai frekuensi masturbasi pada wanita, ternyata dengan bertambahnya usia makin sering masturbasi. Untuk wanita single berusia 20 tahun sekitar 35 persen melakukan masturbasi, usia 45 tahun meningkat menjadi 65persen atau lebih. Kemudian kelompok wanita menikah dari 30 persen menjadi 60 persen dan untuk wanita yang masih menikah ternyata 23 5 lakukan masturbasi pada usia 20 tahun serta 45 persen pada usia 40-an.